Terobosan AI dalam Biokimia: Tiga Ilmuwan Raih Nobel Kimia 2024
- Admin
- Artikel
Hadiah Nobel Kimia 2024 diraih oleh David Baker, Demis Hassabis, dan John Jumper, yang mengembangkan teknik revolusioner dalam bidang penelitian protein menggunakan kecerdasan buatan (AI). Baker dari Universitas Washington mengembangkan desain protein komputasional, menghasilkan protein inovatif yang bisa digunakan sebagai obat, vaksin, sensor, dan bahan nano. Karyanya telah membuka jalan baru bagi pengembangan bioteknologi sejak awal 2000-an.
Gambar Ilustrasi Ilmuwan Peraih Hadiah Nobel Bidang Kimia Tahun 2024
Sementara itu, Demis Hassabis dan John Jumper dari Google DeepMind berhasil menciptakan model AI yang mampu memprediksi struktur dari lebih dari 200 juta protein yang telah diidentifikasi para ilmuwan. Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses penelitian yang sebelumnya memakan waktu bertahun-tahun, tetapi juga mempermudah pengembangan terapi medis yang lebih spesifik, aman, dan efektif. Penemuan ini menandai kemajuan besar dalam memahami biologi molekuler dan aplikasinya di dunia kedokteran.
Sekretaris Jenderal Royal Swedish Academy of Sciences, Hans Ellegren, mengumumkan ketiga pemenang ini pada 9 Oktober 2024 di Stockholm. Ia menekankan bahwa penelitian mereka adalah bukti nyata pentingnya integrasi teknologi canggih, seperti AI, dalam menyelesaikan masalah-masalah ilmiah yang kompleks. Penghargaan ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas disiplin untuk mencapai inovasi-inovasi besar yang dapat memberi dampak positif bagi masyarakat luas.
Para pemenang akan menerima hadiah uang sebesar 11 juta krona Swedia, atau sekitar 16,5 miliar rupiah. Mereka juga akan diundang menghadiri upacara penghargaan pada 10 Desember di Stockholm, yang sekaligus menjadi peringatan wafatnya Alfred Nobel. Upacara ini merupakan penghormatan untuk Nobel, yang menciptakan penghargaan ini untuk mendorong penemuan dan inovasi yang membawa manfaat bagi umat manusia.
Hadiah Nobel Kimia tahun ini memperlihatkan bagaimana kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat saling mendukung. Dengan penggunaan kecerdasan buatan, pemahaman tentang protein, yang merupakan elemen penting dalam semua proses biologis, dapat diungkap lebih cepat dan akurat. Penemuan ini bukan hanya berpotensi mengubah cara pengembangan obat dan terapi, tetapi juga membuka jalan bagi penelitian-penelitian biomedis lanjutan yang lebih mendalam dan inovatif.
Bagikan: